
Balada Kancing Baju
Fire -
Ssstt ... ini bukan cerita saru lho, begini ceritanya, "Setelah kancing baju itu terbuka, sepasang tangan lembut membantu untuk memelorotkan celana... Lalu ... bocah cilik itu menghambur ke kamar mandi, dan byur byur byur, guyuran air dari sang ibu menandai acara mandi sore si kecil ..."
Sehabis makan siang dan terasa gerah, kadang kaum pria suka mencopot kancing atas bajunya, barang satu dua kancing, untuk 'ngisis' katanya. Kalau menurut saya sih sehabis makan, justru yang perlu dibuka adalah kancing baju di sekitar perut, karena berpotensi diameternya bertambah, hihi. Ada juga yang memang sengaja membiarkan kancing-kancing atasnya tidak terkancing. Entah, biar terlihat macho, karena nampak bulu dadanya yang lebat plus tattoo gambar doraemon atau candy-candy.. haha.
Yang jelas kalau ada cewek cantik yang juga me-release kancing bajunya, saya tidak akan ikut-ikutan .... memejamkan mata..gleks..
Saya ingat dulu waktu kecil ikut kakak menonton bioskop. Setiap muncul adegan orang mulai membuka kancing bajunya di iklan film (maklum di iklan film kan yang ditayangkan bagian yang 'penting-penting' saja), saya hapal kalau itulah saatnya ... tangan kakakku nempel menutupi mataku ... hiks. Ssst... sempat lihat sedikit sih, saya bingung juga, ternyata orang dewasa masih bisa kesulitan membuka kancing bajunya sendiri, sehingga perlu dibantu.
Salah satu pelajaran berpakaian waktu kecil, adalah mengancingkan baju. Bagi saya waktu itu, melepas baju lebih mudah daripada kaos. Kalau kaos melepasnya sering nyangkut-nyangkut di tangan. Dan kalau sudah mentok di leher, terpaksa panggil-panggil ibu atau kakak untuk membantu, masih dengan kaos yang sudah tertarik ke atas menutupi wajah. Bagaimana teman-teman, kalau bongkar-pasang kaos lebih susah memakai atau melepasnya? Apa mungkin karena kuping yang terlalu njepiping itu menyusahkan kaos untuk 'melewatinya'?
Waktu belum bisa mengancingkan baju sendiri, ibunda yang sering membantu saya. Kesempatan itu sering pula dipergunakan untuk menasihati saya. Terutama pesan untuk menggosok daki di punggung dan tengkuk bila mandi. Ketahuan kan dari kerah baju yang mudah kotor?
Kesalahan mendasar yang biasa dilakukan dalam mengancingkan baju, adalah memasangkan kancing dengan posisi tempat kancing yang tidak sejajar, atau istilah Jawa-nya 'jonjing'. Dulu ketika kecil, saya sering jengkel, karena saya sudah mengancingkan sampai bawah, ternyata jonjing. Terpaksa harus bongkar pasang lagi dari awal deh. Tapi kalau sudah buru-buru mau main, ya kubiarkan saja.
Namanya anak kecil main kan banyak gerak, seringkali kancing bajuku copot. Kadang juga copotnya karena buru-buru melepas pakaian mau mandi (ngejar film kartun sore di TVRI). Kalau pas ketahuan jatuhnya sih, saya pungut, untuk nanti malam dihaturkan ibunda (untuk dipasang lagi ..he.he..). Nah, masalahnya kalau nggak ketahuan jatuhnya dimana. Kadang memang di baju ditambahkan kancing serep oleh penjahitnya. Tapi karena kancing bajuku sudah sering copot berkali-kali dan banyak hilang, maka kancingnya ya diganti sekenanya saja asalkan masih cukup kompatibel. Jadi di baju itu kancingnya beda-beda warnanya (selen).
Yo wis, pokoknya fungsionalitasnya sebagai baju masih memadai. Kadang juga kancing baju yang copot kubiarkan saja, apalagi kalau kancing baju tersebut sudah barulangkali copot. Terutama kalau copotnya di posisi ujung bawah atau di tengah, nggak terlalu terlihat. Baru kalau sudah dua kancing yang copot, dan wudelku (pusar) mulai kelihatan ngawe-awe (melambai), maka ibu akan menyuruhku melepas baju, untuk dipasangi kancing dulu.
Sebenarnya bukan baju saja yang bisa dipasangi kancing. Saya pernah dibelikan celana panjang yang pengaitnya memakai kancing. Suatu kali ketika kebelet pipis saya kesulitan membuka kancing tersebut. Okelah, tanpa harus membuka celana tapi hanya dengan membuka ritsleting saja, sudah cukup memenuhi syarat untuk 'diarahkan' ke 'sasaran' (sorry, men only). Tapi perlu berhati-hati, jangan sampai alutsista (alat utama sistem kejantanan) anda terjepit ritsleting.