Rabu, Februari 25, 2009

i-Learning

Situs belajar mengajar dengan menggunakan web dan internet sebenarnya bukanlah hal baru, bukan juga ide atau pemikiran baru. Konsep web based training (WBT), e-learning, web based teaching and learning, web based distance education dan lain-lain telah bertebaran 15 tahun yang lalu di dunia internet. Perkembangan teknologi informasi berbasis internet telah melaju dengan pesat. Perkembangan ini diikuti dengan perubahan konsep untuk menyajikan jasa informasi agar bisa diakses dengan mudah. Misalnya e-learning yaitu konsep cara belajar melalui internet yang ditawarkan oleh penyedia layanan, baik secara gratis atau komersial. Contoh yang paling populer adalah e-mail, yaitu surat elektronit.

Sebenarya penggunakan huruf e- berarti elektronik, karena media yang dipakai adalah alat-alat elektronik seperti komputer, radio/tape, LCD proyektor, OHP dan lain-lainnya. Sebelum internet ditemukan, alat-alat tersebut sudah terlebih dahulu digunakan sebagai media pembelajaran statis dan interaktif.

Internet sebagai jaringan universal memiliki berbagai aplikasi yang bisa digunakan untuk penyelenggaraan pendidikan berbasis i-learning, sehingga membuka peluang bagi lembaga pendidikan untuk memperluas kesempatan belajar bagi siapaun. Departemen Pendidikan Nasional, melalui beberapa kebijakan telah melahirkan beberapa program pendidikan berbasis IT, seperti hadirnya jaringan pendidikan nasional (JarDikNas), INHERENT (Indonesia Higher Education Network) dan beberapa program TIK lainnya, disamping program Distant Learning yang telah eksis seperti pada Universitas Terbuka (UT).

Penggunaan Ruang Multi Media Dalam Pembelajaran Di Kelas <klik disini untuk download makalah>

Tantangan i-learning ... pola pembelajaran Feodal ?

Pendidikan dianggap Pasif. Guru Ngomong Murid Mendengar

  • Pengetahuan adalah “Informasi Yang Diperoleh” (dari guru), dan bukan peng-artian yang konstruktif melalui praktek lab sebagai kinerja pemahaman
  • Menghapal dianggap lebih baik daripada memori spesial
  • Segmentasi isi lebih dihargai dari pada integrasi konsep
  • Evaluasi yang dipercaya hanyalah evaluasi yang obyektif dan eksternal, bukannya kualitatif dan adaptif. Seolah NEM adalah harga mati kemampuan siswa
  • Persaingan adalah motivasi yang lebih penting dibandingkan kerja sama

Tidak ada komentar: